Mega Proyek Pertamina Diharap Wujudkan Kemandirian Energi

29-11-2019 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulistio. Foto: Azka/rni

 

 

Perkembangan kerja sama PT. Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco dalam membangun Kilang Cilacap memasuki ‎tahap pelibatan Reputable Financial Advisor guna finalisasi valuasi dan skema kerjasama. Anggota Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulistio mengatakan, dengan adanya kerjasama mega proyek yang dilakukan PT. Pertamina ini diharapkan ke depannya Indonesia bisa mewujudkan kemandirian energi.

 

"Program kerja sama jangka panjang Pertamina ini diharapkan bisa mewujudkan cita-cita Indonesia mandiri energi. Sebab sekarang ini mungkin ketergantungan kita terhadap impor produk BBM itu masih sangat tinggi. Hal itu dikarenakan jumlah kebutuhan  konsumsi energi perhari, perbulan dan seterusnya itu jauh lebih tinggi dari apa yang kita hasilkan," ucap Adisatrya di Pertamina RU IV Cilacap, Jawa Tengah, baru-baru ini.

 

Dengan adanya mega proyek yang dilakukan Pertamina, ke depannya akan makin banyak kilang yang terbangun secara eksisting dan dibangun dengan teknologi yang lebih canggih dan lebih efisien yang tentu berpengaruh pada kuantitas produksi minyak. 

 

"Pengolahan minyak mentah volumenya bisa lebih ditingkatkan lagi dengan kapasitas yang lebih besar. Dengan demikian hasil produk-produknya pun juga lebih banyak, sehingga bisa mendukung aktifitas perekonomian negara kita. Dengan begitu kita bisa menjadi negara yang lebih mandiri dalam energi," tandas legislator Fraksi PDI-Perjuangan itu.

 

Diketahui, rencana awal perjanjian pembentukan perusahaan patungan antara Pertamina dengan Saudi Aramco akan berakhir di akhir Juni 2019. Namun dengan adanya kesepakatan baru maka diperpanjang sampai akhir September 2019.

 

Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah membentuk tim gabungan yang terdiri dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Pertamina. Tim tersebut akan didampingi oleh BPKP dan Jamdatun untuk memastikan seluruh proses yang dijalankan sesuai dengan aspek Good Corporate Governance GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.

 

Pengembangan Kilang Cilacap sendiri merupakan bagian dari 6 proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan New Grass Root Refinery (NGRR) untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari menjadi sekitar 2 juta barel per hari. Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang.

 

Selain meningkatkan kapasitas kilang, kualitas produk yang dihasilkan pun akan lebih baik yaitu mencapai standar EURO V yang lebih ramah lingkungan. Sebelumnya, Pertamina juga telah menyelesaikan proyek Langit Biru Cilacap, yang mulai dioperasikan sejak bulan Maret 2019, sehingga saat ini Kilang Cilacap telah memproduksi BBM yang lebih ramah lingkungan dengan standar EURO IV.

 

"Kita harapkan dengan peningkatan teknologi ini pertamina bisa menjadi perusahaan yang lebih efiesien dan juga lebih ramah terhadap lingkungan," pungkas Adisatrya. (azk/es)

BERITA TERKAIT
KAI Harus Hentikan Praktik Outsourcing dan Benahi Sistem Digitalisasi Tiket yang Rentan Disalahgunakan
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mendorong PT Kereta Api Indonesia (Persero) membenahi secara serius manajemen...
Komposisi Direksi Baru KAI Bukan Seremonial, Harus Percepat Adaptasi dan Kebijakan Strategis
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto, mengingatkan jajaran direksi baru PT Kereta Api Indonesia...
Legislator Dukung Wacana Penghapusan Tantiem dan Perampingan Komisaris BUMN
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyoroti pembenahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapat perhatian serius dari berbagai...
Jangan Kejar Profit Saja, KAI Harus Jadikan Tanggung Jawab Publik Sebagai Prioritas
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto menegaskan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) tidak...